Liputanberita.tk - Semenjak menjadi terdakwa dugaan kasus pengadangan kampanye Djarot Syaiful Hidayat, Naman Sandi mengaku kehabisan uang. Sebab, ia harus berhenti jualan bubur dan mengambil uang tabungan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
“Ya terganggu (berjualan bubur) dua ini pere (libur), terpaksa tabungan ada sedikit dikeluarkan,” kata Naman kepada Kriminalitas.com usai menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Rabu (14/12/2016).
Ia membantah ucapan Djarot yang menyebut dirinya sebagai komandan atas aksi penolakan kampanye di Kembangan Utara, Jakarta Barat, Rabu (9/11/2016). Naman hanyalah segelintir orang yang ikut-ikut menolak kedatangan Djarot.
“Saya tidak tahu, saya hanya duduk, orang pada kumpul saya bergerak dan ikut. Saya tidak kenal. Dan bukan komandan, cuma ikut karena tergerak hati saya (penistaan agama),” jelas Naman.
Alasan dia ikut-ikut menghampiri kerumunan massa yang menolak Djarot dikarenakan dia bagian dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Kenapa menghalangi Djarot, karena wakilnya Ahok. Pak Djarot satu tim dengan Ahok,” tutup dia.
Sebelumnya, Panitian Pengawas Pemilu (Panwaslu) melaporkan Naman sandi ke sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya karena telah menghalang-halangi kegiatan kampanye Djarot di Kemgangan Utara, pada(9/11/2016).
Akibatnya, Naman dijerat dengan Pasal 187 Ayat (4) Undang-Undang (UU) RI Nomor 10/2016 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 1 tahun 2015 tentang penerapan peraturan pengganti UU Nomor 1 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota menjadi undang-undang.
0 comments:
Post a Comment