Liputanberita.tk - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai tidak serius dalam menyikapi isu maraknya tenaga kerja asing asal Cina yang masuk ke Indonesia.
Bekas Stafsus Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono, Andi Arief menyebut orang nomor satu di Indonesia ini tidak mengerti dan tidak mau tahu dengan keresahan rakyatnya.
“Jokowi makin aneh, bukannya menjelaskan ke rakyat soal “imigran cina” yang sudah menyebar dan fakta, malah menyuruh polisi nindak pemberi info,” tulis Andi Arief dalam akun Twitter @andiarief_aa belum lama ini.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan tidak mungkin ada tenaga kerja dari luar, misalnya dari Hongkong, Eropa atau dari Amerika masuk karena gaji tenaga kerja di sana, jelas lebih besar dari gaji di Indonesia.
Mengenai angka 10 juta itu, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa itu adalah jumlah turis yang diharapkan datang dari Tiongkok ke Indonesia. Ia menyebutkan, sekarang yang menjadi rebutan nomor satu adalah Tiongkok dengan jumlah 150 juta turis. Amerika mendapat porsi yang paling besar dari jumlah tersebut, sementara yang kedua adalah Uni Eropa.
“Ini urusannya urusan turis, bukan urusan tenaga kerja, mana mau mereka ke sini dengan gaji yang lebih kecil, kan tidak mungkin,” kata Presiden.
“Hal-hal yang meresahkan seperti ini harus ditindak,” tegasnya.
Terkait dengan imigran cina ini, pihak kepolisian sudah memberi perhatian khusus. Pasalnya, jajaran Polri mengidentifikasi informasi soal serbuan tenaga asing ini tidak valid dan memunculkan kekhawatiran masyarakat.
“Itu masih diselidiki dan jadi atensi,” kata Kabagpenum Divhumas Polri, Kombes Martinus Sitompul.
Untuk itu, kata Martinus, penyidik Polri, masih mencari penyebar informasi. Unit cyber crime dari Mabes Polri dan Polda Metro Jaya pun telah dikerahkan untuk mengusut tuntas kasus ini.
“Saat ini unit cyber crime di Mabes dan Polda sedang bekerja keras untuk mengungkap kasus ini,” pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment