liputanberita.tk - Pemerintah Myanmar menangkap sejumlah polisi terkait aksi kekerasan pada warga minoritas Rohingya. Langkah semacam ini tergolong langka dilakukan otoritas Myanmar yang selama ini dituding kerap menindas warga Rohingya.
Puluhan ribu warga minoritas muslim Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan melarikan diri dari negara bagian Rakhine yang menjadi tempat tinggal mereka di Myanmar. Mereka berusaha menyelamatkan diri dari operasi militer Myanmar yang dilaporkan sarat kekerasan.
Otoritas Bangladesh menyebut ada 50 ribu warga Rohingya yang melintasi perbatasannya selama dua bulan terakhir. Kebanyakan dari mereka menuturkan maraknya praktik pemerkosaan, pembunuhan dan aksi pembakaran oleh tentara Myanmar di Rakhine. Pemerintah Myanmar menyangkal laporan itu dan menyatakan tentaranya memburu 'militan' yang menyerang pos perbatasan pada Oktober lalu dan menyebutnya sebagai operasi 'pembersihan'.
Seperti dilansir Reuters, Senin (2/1/2017), otoritas Myanmar untuk pertama kalinya melontarkan janji untuk menyelidiki aksi kekerasan polisi terhadap warga Rohingya. Aksi kekerasan itu terekam video yang beredar luas ke publik.
"Akan mengambil tindakan terhadap polisi yang dituding memukuli warga desa di area operasi pembersihan pada 5 November di desa Kotankauk," demikian pernyataan otoritas Myanmar seperti dilaporkan media nasional negara tersebut.
Selama ini cukup sering video amatir kekerasan polisi muncul ke publik, namun baru kali ini pemerintah Myanmar menyatakan akan mengambil tindakan tegas dan menyelidiki dugaan kekerasan itu.
Rekaman video itu menunjukkan polisi Myanmar memukuli seorang bocah di kepala, saat bocah itu berjalan ke arah puluhan warga desa yang duduk sejajar di tanah dengan tangan di belakang kepala. Tiga polisi berseragam kemudian mulai menyerang salah satu pria yang duduk di tanah, memukulinya dengan tongkat dan menendangnya berkali-kali di wajah.
Dalam pernyataan terbaru, kantor pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi menyebut empat nama polisi yang terlibat dalam dugaan kekerasan itu. Salah satunya bernama Zaw Myo Htike yang diketahui merekam video amatir itu.
"Mereka yang diidentifikasi sejak awal telah ditahan. Penyelidikan lebih lanjut tengah dilakukan untuk mengungkap para polisi yang memukuli warga desa dalam operasinya," demikian pernyataan kantor Suu Kyi.
0 comments:
Post a Comment