Liputanberita - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, penyebutan adanya potensi makar dalam aksi 2 Desember merupakan bentuk teror. Apalagi jika penyebutan itu tanpa disertai dengan bukti yang memadai.
“Jadi jangan menebar teror. Seolah olah itu menebar teror dalam tanda kutip. Menebar tuduhan,” kata Dahnil kepada Liputanberita, Selasa (22/11/2016).
Penyebutan adanya makar, kata Dahnil, tidak baik untuk iklim politik. Dengan begitu, justru membuat suasana politik jadi semakin gaduh.
“Justru kemudian itu menyebabkan polemik. Tensi makin panas, makin gaduh,” tegas Dahnil.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Tito Karnavian mendapat informasi adanya rapat-rapat yang diselengaarakan beberapa pihak beragenda makar.
Rapat sendiri diselenggarakan, guna menyikapi aksi demonstrasi yang bakal dilakukan. Disebutkan, demonstrasi bakal dilakukan pada 2 Desember 2016 nanti.
“Ada upaya-upaya, rapat-rapat, sudah kita pelajari, dengan agenda politik lain. Diantaranya adalah upaya melakukan makar,” ujar Tito ditemui di kompleks Mabes Polri, Senin (21/11/2016).
0 comments:
Post a Comment