Liputanberita - Dua remaja berinisial GA (16) dan RB (17) terlibat dalam tindak teroris di Gereja Oikumene, Samarinda, pada Minggu (13/11/2016) lalu. Bahkan peran yang mereka jalani dalam teror ini salah satunya membantu perakitan bom.
Keterlibatan awal kedua remaja ini dalam teroris atas peran orangtua. Pasalnya GA disuruh ayahnya untuk mengenyam ilmu di lembaga pendidikan milik teroris Aman Abdurahman.
“Ayahnya yang mengirim ke pondok pesantren di Bogor itu. Kemudian dia bisa tergabung dari JAD (Jamaah Ansharut Daulah) karena orangtuanya,” kata Kadiv Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, ditemui di kompleks Polri, Rabu (30/11/2016).
Tercatat GA merupakan anak dari Joko Sugito pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) cabang Kalimantan Timur. Oleh pihak kepolisian,
Joko Sugito juga telah ditangkap dan menjadi tersangka kasus teror bom Samarinda. “Jadi orangtua dalam hal ini yang sengaja mengajak anaknya,” tegas Boy.
Aman Abdurrahman merupakan teroris yang sempat tergabung dalam jaringan Mujahidin Indonesia Barat (MIB). Dalam perannya di MIB, dia acapkali memasok senjata ke teroris di Filipina.
Hanya dalam perjalanan waktu Aman kemudian mendirikan sel teroris MIB, bernama Jamaah Ansharut Tauhid. Pria yang memiliki nama lain Abu Sulaiman ini ditangkap kepolisian dari wilayah Tanggerang pada 2010, karena terlibat pelatihan militer di Aceh.
0 comments:
Post a Comment