Liputanberita.tk, Semarang – Pelaku pembunuhan terhadap mantan mertuanya, Turodhi, Sigit Prasetyo (30) mengaku sakit hati kepada korban sehingga nekat membacoknya sampai tewas berlumur darah.
Pernyataan itu disampaikan pelaku saat diperiksa penyidik Polsek Banyumanik.
“Dua hari yang lalu saya di-SMS korban yang isinya ngatain saya, “Wong tua nggak nduwe utek (orangtua tidak punya otak)”,” kata Sigit menirukan ucapan korban, Senin (6/2/2017).
Berawal dari umpatan itu, pada Minggu (5/2/2017) pelaku lantas mencari korban di tempat jualan esnya di Pasar Jatingaleh, dengan maksud meminta penjelasan terkait pesan yang dikirimkan korban.
“Sejak kemarin sudah saya cari di Pasar Jatingaleh, tapi tak ketemu. Lalu saya SMS lagi dan korban membalas dengan jawaban, “Jika mau nemoni Pak’e nanti jam 11.00 WIB di pasar”,” lanjut Sigit.
Usai mendapat balasan tersebut, pelaku yang tercatat sebagai warga Dusun Ngreco, Deso Kesongo Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang ini berangkat ke kota Semarang.
“Sesampai di Pasar Jatingaleh, saya turun dan mencari korban. Begitu ketemu korban lalu saya tebas pakai parang yang saya bawa dari rumah,” aku pelaku di Mapolsek.
Lantaran gagang parang lepas, kata pelaku dirinya langsung mengambil parang milik korban yang setiap harinya digunakan untuk memecah kelapa dan membacokkanya berulang kali hingga korban tewas.
Sebelumnya diberitakan, Turodhi, warga Delik Rejo RT 02 RW 011, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang dibacok hingga tewas oleh bekas menantunya, Sigit Prasetyo di depan Pasar Jatingaleh, Semarang, Senin (6/2/2017) pagi.
0 comments:
Post a Comment