ABG kelas 9 SMP Muhammadiyah 2 Kota Malang itu terluka di wajah, tangan, dan kaki. Selain itu, wajahnya lebam dan bengkak. Hidungnya mengucurkan darah, tangan kanannya retak dan kakinya lecet-lecet.
Fredi dikeroyok oleh lebih dari dua orang yang usianya lebih dewasa dari dirinya. Para pengeroyok diperkirakan remaja lulusan SMA.
Peristiwa terjadi di depan SMAN 4 Malang atau areal Alun-Alun Bundaran Tugu Kota Malang, sekitar pukul 04.00 WIB.
Keterangan aparat dari ibu Fredi, Siti Rohman (41) pada petugas di Polsek Klojen, korban melaju dari arah Jalan Kahuripan (arah barat) ke arah Stasiun Malang, dia hendak pulang ke rumahnya yang terletak di Jalan LA Sucipto, Kecamatan Blimbing.
Dia melaju di sisi utara Bundaran Tugu. Sementara itu, arus lalu lintas dari arah timur atau arah Stasiun Malang dilewatkan juga di jalur yang dilewati Fredi.
“Karena sisi depan Balai Kota ditutup, ada acara, jadi semua lewati sisi utara. Terus senggolan kaca spion. Tiba-tiba mereka berhenti, terus korban dikeroyok,” kata Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Klojen, Iptu Tjatur, Senin (22/8)
Fredi yang tidak mampu melawan lalu melarikan diri dan bersembunyi di antara tanaman di Stasiun Kota Baru yang berjarak 250 meter dan meninggalkan sepeda motornya yang bernopol N 3515 EU di lokasi pengeroyokan.
Baru menjelang pagi, Fredi keluar dari persembunyiannya dan mendatangi seorang supir angkot ADL yang mangkal di tempat itu. Fredi menceritakan kisahnya lalu sopir yang mengaku bernama Teguh mengantarkannya pulang sampai ke rumah.
Oleh keluarganya, Fredi langsung dilarikan ke rumah sakit. Pemeriksaan dokter menunjukkan ada keretakan di tangan kanan Fredi hingga harus dibebat.
Sampai saat ini, sepeda motor milik keluarga itu yang dibawa Fredi juga raib.
“Kami akan menyelidiki peristiwa tersebut dengan mengumpulkan keterangan dari korban dan keluarganya,” demikian Iptu Tjatur.
0 comments:
Post a Comment