Liputanberita.tk - Upaya permintaan rekonsiliasi dan abolisi dari para pendukung Habib Rizieq Shibab dinilai sebagai rasa ketakutan mereka.
Pengamat Politik Arbi Sanit menduga, upaya sejumlah tokoh seperti Yusril Ihza Mahendra, GNPF MUI dan pengacara Rizieq, dinilai tidak gentle.
"Pokoknya golongan itu sampai pengacaranya ketakutan, belum apa-apa sudah minta ampun," kata Arbi di Jakarta, Kamis (29/6/2017).
Menurut dua, hal ini adalah ujian untuk negara, apakah mau memaafkan atau menghukum kelompok yang terkesan mempermainkan hukum melalui upaya rekonsiliasi dan abolisi.
"Karena kalau Rizieq datang dan diampunin, membuat kekacauan dan kericuhan. Nah kalau itu gak terjadi, pemerintah diminta maafin duluan. Kan itu skenarionnya," ucapnya.
Untuk itu, ia meminta pemerintah untuk tidak mempedulikan soal permintaan itu dan tidak fokus pada penanganan hukum terhadap orang-orang yang diduga melakukan tindak pidana.
Seperti diketahui, sejumlah pendukung Rizieq berulang kali meminta agar pemerintah melakukan rekonsiliasi terhadap tokoh-tokoh Islam yang disebut tengah dikriminalisasi. Alasannya, rekonsiliasi penting bagi pembangunan bangsa.
Yang paling getol menuntut rencana ini adalah kubu GNPF MUI dan Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra.
Habib Rizieq sendiri ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan chating berkonten pornografi pada senin (29/5/2017) lalu, tetapi ia masuk dalam DPO setelah mangkir dari panggilan polisi.
0 comments:
Post a Comment